Program Makanan Bergizi Gratis di SMAN 1 Kuala Kurun Berjalan Sukses, Jadi Contoh Sekolah Lain
Inews Kuala Kurun- Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Gunung Mas (Gumas) mulai menunjukkan hasil positif. Uji coba perdana yang dilakukan di tiga sekolah, yakni SMAN 1 Kuala Kurun, MA Nurul Yaqin Kuala Kurun, dan MTs Nurul Yaqin Kuala Kurun, berlangsung lancar dan mendapatkan respons baik dari para peserta didik.
Dalam pelaksanaan perdana, dapur MBG yang dikelola oleh SPPG Polres Gumas berhasil menyiapkan 990 porsi makanan bergizi untuk para pelajar. Dari jumlah tersebut, 917 porsi dibagikan di SMAN 1 Kuala Kurun sesuai dengan jumlah siswa yang terdaftar.
“Selama dua hari pelaksanaan program MBG, semua berjalan lancar. Kami bersyukur, jumlah porsi yang disiapkan sudah sesuai dengan kebutuhan siswa,” ujar Kepala SMAN 1 Kuala Kurun, Batuah, Jumat (10/10/2025).
Strategi Pembagian Makanan: Dari 2 Orang ke 6 Orang Perwakilan Kelas
Salah satu tantangan utama pelaksanaan program MBG di sekolah adalah keterbatasan waktu makan siang, yang hanya sekitar 30 menit. Untuk mengatasi hal ini, pihak sekolah melakukan penyesuaian strategi pembagian porsi agar lebih cepat dan efisien.
“Pada hari pertama, kami hanya menugaskan dua orang perwakilan dari tiap kelas untuk mengambil porsi MBG. Tapi ternyata agak memakan waktu. Jadi di hari kedua, kami menugaskan enam orang perwakilan kelas dan dibantu guru piket. Hasilnya, pembagian jauh lebih cepat,” jelas Batuah.
Pihak sekolah juga akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap proses pelaksanaan, mulai dari kecepatan pembagian, ketersediaan peralatan, hingga efisiensi antrean. Tujuannya, agar pelaksanaan program MBG ke depan dapat berjalan lebih tertata, cepat, dan nyaman bagi para siswa.
Baca Juga : Bupati Gumas Tinjau Dapur Makan Bergizi Gratis Perdana
Laporan Harian dan Pengawasan Ketat
Untuk memastikan program berjalan transparan, setiap sekolah penerima MBG wajib menyampaikan laporan harian ke Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah melalui aplikasi Pena Kalteng Berkah. Aplikasi ini berfungsi untuk mencatat jumlah porsi yang disalurkan, kendala di lapangan, serta catatan evaluasi harian.
“Dengan sistem ini, semua proses bisa dipantau secara real time oleh pemerintah provinsi. Kalau ada kekurangan atau kendala, bisa langsung diperbaiki,” tambahnya.
Porsi Akan Ditambah hingga 3.000 Sajian per Hari
Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Gumas, Aprianto, menjelaskan bahwa 990 porsi MBG yang disediakan merupakan tahap awal uji coba. Jumlah ini akan terus ditingkatkan secara bertahap hingga mencapai 3.000 porsi per hari.
“Uji coba ini penting untuk mengetahui bagaimana proses penyaluran berjalan, bagaimana kinerja dapur MBG, dan apa saja yang perlu diperbaiki. Setelah semua sistemnya matang, porsinya akan kita tambah,” tegas Aprianto.
Menurutnya, Badan Gizi Nasional (BGN) dan dapur SPPG akan melakukan evaluasi rutin untuk memastikan kualitas dan kuantitas makanan tetap terjaga.
Wilayah 3T Jadi Sasaran Program Selanjutnya
Selain di pusat kota, Pemkab Gumas juga berencana memperluas jangkauan program MBG ke wilayah 3T (tertinggal, terluar, dan terpencil). Salah satu wilayah yang diusulkan adalah Kecamatan Miri Manasa, dengan jumlah peserta didik sekitar 500 orang.
“Untuk daerah 3T, pengelolaan MBG akan diserahkan ke masyarakat atau pihak ketiga. Mereka akan membuat dapur SPPG dengan biaya sendiri dan akan diganti oleh BGN dalam bentuk uang sewa selama empat tahun,” jelas Aprianto.
Saat ini, usulan wilayah 3T tersebut sedang dalam proses pleno oleh BGN. Pemkab Gumas berharap daerah-daerah ini segera masuk dalam daftar penerima, sehingga anak-anak di wilayah terpencil juga bisa merasakan manfaat makanan bergizi gratis.
Bangun Generasi Sehat dan Cerdas
Program MBG merupakan salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan gizi anak-anak sekolah, menurunkan angka stunting, serta menciptakan generasi muda yang sehat, cerdas, dan produktif. Dengan makanan bergizi yang cukup setiap hari, siswa diharapkan lebih fokus dalam belajar dan memiliki daya tahan tubuh yang lebih baik.
“Kami berharap program ini menjadi gerakan bersama, bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tapi juga masyarakat. Kalau anak-anak kita sehat dan cerdas, masa depan daerah ini juga akan lebih cerah,” tutup Aprianto.
