Breaking News
Fakta peristiwa aktual yang terjadi di wilayah Indonesia, seperti bencana alam, kecelakaan, atau keputusan politik penting.
BRIMO BRIMO BRIMO BRIMO

Dugaan Rekrutmen Kolaborator oleh Israel di Jalur Gaza

BRIMO

Dugaan Rekrutmen Kolaborator oleh Israel di Jalur Gaza

Kuala Kurun – Dugaan Rekrutmen Situasi kemanusiaan di Jalur Gaza telah lama menjadi sorotan dunia. Namun, sebuah laporan terbaru mengungkap sisi gelap dari distribusi bantuan yang selama ini dianggap sebagai penyelamat bagi rakyat Palestina

Menurut pejabat tersebut, bantuan bukan lagi sekedar alat untuk meringankan penderitaan warga sipil, melainkan telah berubah menjadi sarana infiltrasi intelijen. “Israel menggunakan lokasi-lokasi distribusi bantuan sebagai tempat pertemuan dengan kolaborator serta sebagai ajang untuk merekrut agen-agen baru,” katanya. Dugaan ini menambah lapisan pembusukan terhadap motif di balik bantuan internasional yang didukung oleh Amerika Serikat.

Lebih jauh lagi, ia mengungkapkan bahwa narkoba juga digunakan sebagai senjata tak kasat mata untuk memikat para pemuda Gaza. Dalam beberapa kasus, para pemuda yang terjerat narkoba ditawari “jalan keluar” jika bersedia menjalankan tugas intelijen untuk Israel. “Kami telah menggagalkan upaya penyelundupan peralatan mata-mata dan telepon canggih kepada kolaborator, yang bertujuan menjalankan misi-misi berbahaya di wilayah ini,” ujarnya.

Rekrutmen Dugaan
Rekrutmen Dugaan

Baca Juga : Jeff Bezos dan Lauren Sanchez Banjirkan Triliunan Rupiah ke Venesia

Hamas mengklaim bahwa skema bantuan ini menciptakan lingkungan yang tidak stabil dan penuh kekacauan, yang justru menjaga kondisi sosial dan keamanan masyarakat Gaza. Bantuan yang seharusnya menyelamatkan, kini dianggap menciptakan ketergantungan, membuka ruang bagi keberadaan geng kriminal, serta batas antara bantuan kemanusiaan dan operasi intelijen.

“Kami bantuan melihat munculnya pola baru, di mana dijadikan alat tekanan politik dan keamanan. Ini bukan lagi soal makanan dan obat-obatan, tapi tentang kontrol dan pengaruh,” ujar pejabat tersebut. Ia pun berkenalan dengan perusahaan-perusahaan lokal di Gaza untuk tidak ikut serta dalam “rencana pendudukan” yang menurutnya bertujuan melegitimasi kejahatan terhadap rakyat Palestina.

Pernyataan ini menambah ketegangan dalam wacana global mengenai bantuan kemanusiaan di wilayah konflik

Israel belum memberikan tanggapan resmi terkait tuduhan ini. Namun, ini bukan pertama kalinya ada klaim bahwa negara tersebut memanfaatkan situasi kemanusiaan untuk kepentingan intelijen.

Sementara itu, warga Gaza terus hidup dalam masalah — di antara ancaman konflik bersenjata, tekanan ekonomi, dan kini, keraguan terhadap niat di balik bantuan yang mereka terima. Di medan yang kabur antara kemanusiaan dan strategi, kebenaran tampaknya menjadi korban paling awal.

Klik Disini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *