Mantan Stafsus Mendikbud, Fiona Handayani, Diperiksa Terkait Kasus Korupsi Laptop Chromebook
mantan Staf Khusus Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) era Nadiem Makarim , akhirnya memenuhi panggilan penyidik Kejaksaan Agung (Kejagung) . Ia diperiksa sebagai Saksi dalam kasus dugaan pengadaan laptop Chromebook di Kemendikbudristek yang terjadi pada periode 2019–2022.
Fiona tiba di Gedung Bundar Kejagung sekitar pukul 09.30 WIB , didampingi oleh beberapa kuasa hukumnya. Mengenakan kemeja lengan panjang dan membawa tas ransel , ia langsung masuk ke gedung pemeriksaan tanpa memberikan komentar kepada awak media yang menunggu sejak pagi.
Meski mendapat pertanyaan dari wartawan, Fiona memilih bungkam dan terus melangkah masuk. Salah satu pengacaranya hanya memberi isyarat agar media awak menunggu perkembangan dari pihak Kejagung.
Kasus yang Terus Bergulir

Kasus dugaan korupsi pengadaan laptop Chromebook ini terus menjadi sorotan publik. Program yang awalnya digadang-gadang untuk mendukung digitalisasi pendidikan di masa pandemi Covid-19 , justru kini dibahas karena adanya dugaan penggelembungan harga dan penyimpangan spesifikasi.
Baca Juga : Prabowo Resmikan Kantor DPD Gerindra di Banten
Pengadaan yang dilakukan antara tahun 2019 hingga 2022 ini melibatkan nilai budget yang sangat besar, dan laptop-laptop tersebut seharusnya didistribusikan ke berbagai sekolah di seluruh Indonesia.
Kejagung sebelumnya juga telah memeriksa sejumlah pejabat aktif dan nonaktif di lingkungan Kemendikbudristek, termasuk mantan pejabat tinggi lainnya. Fiona menjadi saksi penting karena posisinya sebagai orang dekat Nadiem saat proyek pengadaan tersebut dirancang dan berjalan.
Diam, Tapi Diperhatikan
Meski Fiona tak memberikan pernyataan apa pun kepada media, kehadirannya menjadi sinyal kuat bahwa kasus ini mulai menyentuh lingkaran dalam pembuat kebijakan di masa kepemimpinan Nadiem.
Penyidik Kejagung sendiri masih merahasiakan hasil pemeriksaan awal Fiona. Namun, pemeriksaannya diyakini penting dalam mengurai peran berbagai pihak , termasuk dalam menentukan apakah ada intervensi politik atau tekanan internal dalam pengambilan keputusan pengadaan laptop tersebut.
Publik Menanti Kejelasan
Kasus ini menarik perhatian luas karena mencakup sektor pendidikan dan menyentuh nama-nama besar, termasuk mantan menteri. Publik berharap proses hukum berjalan transparan dan objektif, serta tidak ada kebal hukum meski memiliki posisi tinggi di masa lalu.